Akhirnya, aku bertemu denganmu lagi. Sebagian orang di bulan ini tak ada yang spesial, sebagian lagi ada yang spesial, dan sebagian lagi hanya biasa saja.
Aku adalah perempuan yang ketika itu bersyukur kau hadir di hidupku, setelah Ibumu. Kau Februariku, entah mengapa hari lahirmu menjadi perihal penting yang harus kusyukuri. Ingatanku melulu tentangmu.
Sekarang, tak seperti dulu. Satu dua kali aku membencimu atas masa lalu. Satu dua kali aku menyesali kau pernah begitu lincah atas sandiwara. Satu dua kali, bahkan berkali-kali aku tak pernah berhasil meninggalkanmu dengan utuh. Dan masih banyak satu dua kali yang aku tak sukai.
Bayangmu, bicaramu, senyummu, yang kurang ajar melesat dengan indah di pikiran. Ini Februari ke-3, aku masih tak kenal lelah. Bagaimana hanya kamu yang bisa seperti ini?
Dua hari kemarin, aku berturut-turut bertemu dan sesekali berbincang denganmu. Kau tahu? Kau telah membangunkan kupu-kupu di perutku. Tidak, aku tidak akan berharap seperti dulu. Biar saja, dia diam-diam terbang ke seluruh tubuh. Ada sesak, ada rindu yang harus kubicarakan. Dia mengganggu tidur lelapku.
Tapi lelaki, ketahuilah aku pandai untuk bahagia. Aku pandai menciptakan tawa. Ini semua karena Tuhan bekerja sama denganku, untuk belajar hidup tanpamu.
Ada sisi hati berbisik yang begitu yakin, kau adalah milikku. Kau tetap di sisiku. Syukurku sekali lagi, kau benar-benar tidak hilang. Aku bahagia seperti ini, aku bahagia. Masa lalu yang kuhormati, mengajarkan arti banyak di hidupku yang sekarang. Mencintaimu seperti ini, membuat aku lebih dekat dengan Penciptaku.
Cinta yang terburu-buru membuat binasa, biarkan cinta dan waktu berdiskusi. Atas sakitku, atas lukaku, atas masa laluku, sudah kulupakan. Kau telah menjadi bagian doa masa depanku. Bagaimana pun nanti jadinya, Tuhan selalu bekerja dengan sangat baik. Dunia penuh kejutan. Masih cintanya kau denganku atau tidak, aku tidak peduli. Karena dengan tangan Tuhan, Dia mampu mengubah semuanya.
Sepotong catatan ini membuktikan bahwa tahun-tahun, bulan-bulan, dan hari-hari yang berlalu, kurang cukup lama aku bisa melepasmu seluruh.
Kau, Februariku. Tak usah berpikir banyak atas ini. Karena aku tak berniat mengganggumu. Hiduplah sehidup-hidupmu. Doaku selalu mengiringimu.
Ditulis pada,
01/02/2016, 21:47 WIB
Tangerang
Ara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar