Beberapa hari lalu, ada seorang perempuan yang sedang gemar melamun. Begini maksudnya, dia ingat kejadian-kejadian lalu denganmu. Kamu yang tiba-tiba datang di kehidupannya. Saat seseorang di masa lalunya pergi meninggalkan tombak. Perlahan mengubah harinya. Mana mungkin tidak? Sapamu tak pernah alpa, tawa selalu diberikan setiap hari, tentu dia merasa nyaman. Serta perhatian yang kamu berikan dan bahagia yang kamu janjikan. Perempuan mana yang tidak suka diperlakukan lelaki sepertimu. Kamu baik dan sangat menyenangkan menurutnya.
Begitu mudahnya untuk menyebut, "aku nyaman denganmu". Padahal sebelumnya dia tak pernah berkenalan dan bertemu.
Panggilan sayang yang pernah kamu lakukan membuat dia bertanya simple tapi bermakna indah. Kamu mencintai dia? Komunikasi yang tak pernah putus, telepon hingga larut malam, dan beberapa jadwal untuk bertemu, semakin mudah dia menyimpulkan ini cinta. Tapi memang benarkan kamu tertarik dengannya? Kamu juga sempat bilang ke dia, bahwa kamu sedang pendekatan dengannya. Jadi, ya, dia tak salah. Itu adalah cinta.
Tapi, singkat. Kamu menghilang. Kamu mempermainkan dia. Dia kira kamu berbeda, ternyata kamu hanya sepintas lewat di depannya. Dia tak salah kan mengartikan sapa, tawa, serta senyummu yang lalu? Mengapa kamu dulu sekepo dan sangat intens menanyakan banyak hal padanya? Ternyata kamu hanya penasaran. Kasihan, dia terlalu mendalami rasa itu.
Tak apa, dia paham dengan situasimu. Lain kali, jangan perlakukan hal semacam itu pada perempuan lain. Dia takut mereka minta pertanggungjawaban atas kelakuan baikmu yang telah membuat perempuan jatuh hati. Dia takut perempuan lain tak mengerti kondisimu. Yang pada akhirnya justru berujung caci maki.
Dia nggak salah, kan?
Mungkin kamu merasa sedang menjadi tokoh utama di beberapa tulisannya. Bacalah dengan hati, agar sampai tepat pada hati. Semoga kegagalan move on mu segera berakhir.
Salam,
Dia.
14 Juni 2015, 21:33 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar