Seharusnya cinta ini kujaga sebaik-baiknya. Tidak ada ucapan yang
keluar seabjad pun. Tetap terbalut dengan doa-doa malamku. Tetap berada di
kotak rahasia hidupku.
Seharusnya cinta ini melangit sebelum ia membumi. Tidak ada ceceran
yang keluar dari hati. Tetap tersusun dengan susunan yang rapi. Tetap berada di
tempat yang Allah cintai.
Aku harus mengemas kembali yang sudah terlewati. Menata kembali
cinta yang sempat aku nodai. Biarkan cinta ini terus sembunyi, hingga Allah
izinkan kapan ia akan keluar dari hati. Lalu berorasi.
Aku harus mengemas kembali. Mengemas cinta dengan kemasan
sebaik-baiknya, dengan kualitas tertinggi, untuk kelak dia yang bersanding
denganku tegak berdiri.
Wahai hati, mari berkemas kembali. Semuanya yang sudah dikotori. Oleh
diri yang tak tahu diri.
Wahai hati, mari berkemas kembali. Menyusun susunan hingga tertata
rapi. Pada ruang yang sudah lama mati.
Wahai hati, mari berkemas kembali. Menjaga cinta hingga halal
nanti. Raih semua yang Allah ridhai.
Wahai hati, simpan semua di almari. Jangan lupa kau kunci. Karena suatu
waktu pasti nafsu akan datang menghampiri.
Untuk kamu yang kucintai, semoga terus berlatih untuk menjaga hati.
Baik-baiklah ketika setan datang menghampiri. Kuatkan diri untuk tetap pada
jalan yang Allah cintai.
Semoga keistiqomahanmu terus bertambah semakin hari, komitmen
terjaga baik, dan kesholehanmu bertambah lagi dan lagi.
Kelak, kau jangan lupa mengajakku untuk membangun rumah di Surga
nanti. Semoga Allah izinkan kamu berdiri di sampingku, menjadi lelaki yang akan
mencintaiku setulus hati.
Segala bentuk cinta dan rindu telah kusampaikan pada Illahi, tidurlah
lebih awal malam ini, barangkali Allah menyampaikannya melalui mimpi.
Sekali lagi, sabarlah wahai hati. Ayo mulai mengemas kembali.
Ditulis pada,
19/09/2015, 21:23 WIB
Tangerang
Ara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar