Selasa, 08 September 2015

Cinta Diam-Diam

Cinta;
Sakit jadi sehat.
Lemas jadi semangat.
Kantuk jadi larut.
Sedih jadi bahagia.
Jahat jadi baik.
Kasar jadi lembut.
Marah jadi ramah.
Hitam jadi putih.
Dan,
Cinta; kamu.

Sesederhana itu mungkin arti cinta. Seperti manusia idiot yang sedang bahagia di antara manusia yang sedang berduka atau manusia gila yang sedang tertawa di antara manusia yang sedang menangis. Adakah kau seperti ini? Itu aku. Hal ini tak kubuat-buat. Tapi suasana hati yang memaksaku untuk idiot dan gila.

Kata anak SD, seperti pandangan pertama. Tapi jika kata mahasiswa, seperti ada yang berdemonstrasi. Memerintahkanku untuk jatuh cinta lagi. Dasar bodoh! Mana ada jatuh cinta dibuat-buat? Sebelum diperintah untuk jatuh cinta, aku sudah berada dalam kubangan. Jatuh. Utuh. Seluruh. Menyatu. Sungguh.

Cinta ini diam-diam. Tak banyak mau. Tak banyak tindakan. Tak banyak ucapan. Jadi, cinta ini diam-diam, akan tetap diam, sampai Tuhan mengizinkannya untuk tetap diam.

Cinta ini akan tenang. Ia lebih dulu melangit di antara gumpalan awan dan bintang-bintang. Indah di antara warna pelangi. Menawan di antara Maha Cinta dan kamu.

Mendengar tawanya, duniaku hampir 100% sempurna. Bunyinya seperti suatu melodi yang mengalun indah dekat telinga. Seperti ribuan kata yang selalu kuhiperbolakan. Hampir sempurna.

Tuhan, cintaku ini diam-diam dan kupikir Engkau tahu dari awal. Sekarang ini, aku mulai sibuk menyebut namanya dan tidak lagi menyebut nama yang lain. Ternyata benar, cinta suatu hari akan datang bertamu di ruang hati dan berharap akan menetap satu atap pada satu rumah hingga ke Surga.

Kematian rasa sudah hilang. Tutur katanya yang sopan membasmi habis kematian itu. Ini bukan sesuatu hal yang cepat, tapi aku hanya merasa, bahwa kamu tepat sekali klop pada hati dan terkunci di dalamnya.

Tak ingin gegabah, aku memintamu hanya pada Yang Punya hatimu. Tak melalui kamu ataupun yang lain. Karena setelah kejadian datangnya cinta ini, aku mengerti. Bahwa Tuhan selalu tepat waktu dalam urusan cinta.

Tulisan ini akan aku akhiri dengan, bahwa aku akan mencintaimu dengan tenang dan aku putuskan, aku akan tetap diam, sampai kamu memintaku melalui Ayahku.

Ya, cinta ini diam-diam.

Ditulis pada,
09/09/2015, 10:35 WIB
Tangerang

Ara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar