Dear senjaku, akhirnya perahuku sudah berlabuh.
Entah apa yang membuatku memilihnya menjadi partner dalam merajut mimpi-mimpi besarku. Kau tahu? Luka-lukaku dibasmi olehnya dalam sekejap. Tuhan mengirim malaikat untukku. Aku merasakan rindu yang tulus darinya. Mata yang penuh penyesalan dan siap membahagiakanku. Dia sangat mencintaiku. Aku merasakan bahwa ia jujur dan benar-benar menyesal membuatku luka pada saat itu.
Aku tak bilang bahwa aku jatuh cinta padanya, mungkin belum.
Ia selalu ada saat aku membutuhkan sandaran. Dia selalu memberiku semangat. Bahkan dia menyuruhku untuk mempertahankanmu. Dia sangat baik, Di.
Ada satu yang harus kamu tahu. Inspirasiku kembali berpendar. Saat kemarin kau mulai meredupkannya dengan ketegaanmu.
Katamu mungkin terlalu cepat, atau hatiku mudah melupakan. Tidak. Itu salah. Tuhan Maha Baik. Ia tak ingin hariku dipenuhi air mata. Sungguh membosankan bukan? Doaku didengar olehnya.
Kau bagaimana? Perahumu sudah berlabuh? Terima kasih sudah memberiku tawa selama ini. Semoga kau tak pernah sepi dan selalu bahagia. Kau orang yang istimewa, Di.
Ada yang masih kusembunyikan, biarkan ini menjadi rahasia hati.
Tertanda,
Ara
11:17 WIB, 25 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar