Aku menangis...
Sungguh deras dan meledak-ledak. Tak karuan. Sakit menusuk tembus ke jantung.
Aku menangis...
Lirih memanggilmu sia-sia. Tak ada gunanya. Terus memanggil tanpa suara. Kecewa menembus relung hati hingga terluka. Tersayat belati.
Aku menangis...
Segala tentangmu di hati terbuka lebar. Terus menganga bersama duka yang kurang ajar.
Kau, benar-benar pergi?
Kau, benar-benar hilang?
Kau, benar-benar meninggalkanku?
Benarkah?
Iyakah?
Jawab...
Kau jangan pernah berani-beraninya untuk menyuruhku pergi, jangan! Kau saja yang memang ingin pergi. Silahkan...
Kau jaga mulutmu untuk menyuruhku menghilang, jaga! Kau saja yang memang kau ingin hilang. Rupanya kau nyaman, jika terus menghilang -- tanpaku...
Kau tak sopan berkata seperti itu, sungguh tak sopan! Aku bertahan, menjaga semuanya, lalu kau menyuruhku untuk pergi? Gusti Allah...
Biar saja. Biar saja kau pergi. Biar saja aku dan duniaku di sini. Biar saja. Biar saja kau abadi dalam puisiku, bersama jutaan aksara duka dan sukaku.
Biar saja. Biar saja aku sendiri mencintaimu. Biar saja aku terus bungkam mendoakanmu. Mendoakan kebahagianmu. Biar saja. Biar saja aku dan duniaku yang selalu menyayangimu.
Biar saja. Biar saja kini senja tanpa jingga. Biar saja ia terus menanti. Biar saja. Biar saja aku sendiri merajut kesabaran dan cinta untukmu. Semoga Tuhan menghadiahkan yang terindah.
Kau membuatku tertutup segala-galanya. Kau membuatku senang menyimpan segala tentangmu sendirian. Tak lagi-lagi aku bercerita tentangmu. Tak lagi! Biar saja aku dan hanya duniaku, aku mencintaimu -- dalam duka. Entah sampai kapan...
Aku mencintaimu, sungguh...
Segala tentangmu akan selalu baik-baik saja. Bumi hanya sedang berputar. Kita masih tetap di sana. Di singgasana kebahagiaan.
Aku tak membiarkan siapa pun masuk, sampai kau pulang. Benar-benar pulang. Menetap. Selamanya di hati. Aku akan terus berjuang, aku mempunyai banyak paket doa.
Jaga dirimu baik-baik...
Aku terus memperhatikanmu. Bahagialah, Di.
Aku mencintaimu, tak tahu sebesar apa, tak tahu ujungnya di mana, tak tahu sampai kapan. Aku hanya berdoa, kaulah yang terakhir atas pencarian cinta.
Salam,
Perempuan(mu)
Ara.
20:44 WIB, 28 September 2014