Kurasa detik jam jenuh menemani. Aku ingin bercerita -- tentang sebuah kamar yang selalu menjadi tempatku pulang.
Cemburu, kecewa, rindu, ah semua yang berhubungan dengan cinta. Sudah menggunung di sudut kamar. Membusuk.
Tik. Tok. Tik. Tok.
Hanya itu yang kudengar.
Satu lagi,
Desiran kipas angin.
Hening bukan?
Bagaimana mungkin aku tak merasai cemburu? Aku terlalu banyak pengabaian. Terlalu banyak aku merindu sendirian. Sekarang, kau justru tak pulang-pulang. Aku sudah membuka pintu lebar, namun kau masih saja asyik bermain di luar.
Pulang beraktivitas, ada saja yang kulempar ke sudut kamar. Satu tumpuk lagi bertambah. Melempar dengan penuh emosi.
Aku yakin,
Jam sangat bosan melihat wajahku yang tak karuan.
Apalagi guling dan bantal. Mereka mungkin lelah. Setiap kumerasa bingung apa yang harus aku lakukan, merekalah yang paling kupegang erat. Lalu menangis tersedu.
Ayolah,
Maafkan aku. Mungkin kejenuhanmu sudah membludak lama. Namun, aku terlalu sibuk dengan kalimat hati. Sehingga aku lupa -- berterima kasih atas segala yang kau beri.
Salam,
Penghuni kamarmu, Raa.
19:42 WIB, 19 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar